Arctic Monkeys adalah salah satu band indie beraliran alternative rock yang berasal dari inggris. Band yang besar lewat media sosial Myspace ini sekarang menjadi salah satu band dengan bayaran manggung termahal di dunia, bahkan menyaingi band metal Avenged Sevenfold.
Namun, kebanyakan orang indonesia mengenalnya lewat album pertama dan album mereka yang paling baru yakni AM yang dirilis 2013 dengan hit single Do I Wanna Know?.
Jika disuruh untuk membuat daftar lagu mereka yang paling enak, saya pasti akan menulis semua lagu dari Arctic Monkeys. Jujur saya ngefans sejak album pertama sampai kelima mereka, semua lagunya saya hafal dan saya sukai. Jika mereka konser di Indonesia, saya bakalan nonton deh.
Jadi untuk mempermudah daftar lagunya, saya akan menulisnya berdasarkan album dan hits andalannya, silakan disimak.
1. Album : Whatever People Say I Am, That's What I'm Not (2006)
Merupakan album sebuah band dengan penjualan tercepat sepanjang sejarah yang mencapai 360.000 kopi dalam seminggu mengalahkan The Beatles beberapa dekade lalu. Album ini mendapat resepsi yang luar biasa dari para kritikus sampai-sampai masuk dalam Rolling Stone's 500 Greatest Albums of All Time yang tak lain dimuat dalam majalah Rolling Stone sendiri.
Mayoritas Lagu ini ditulis oleh sang vokalis yakni Alex Turner berdasarakan observasinya tentang kehidupan malam di bagian utara Inggris. Maka tak heran jika lagu ini dekat dengan kehidupan anak muda disana. Lagu yang ngehits antara lain:
When the Sun Goes Down
Fake Tales of San Francisco
2. Album : Favourite Worst Nightmare (2007)
Pertama kali dirilis di Jepang pada 18 April 2007. Album ini terdengar lebih keras dan kencang dari sebelumnya. Isi dari album ini juga tak kalah bagusnya dengan album debut mereka, yang menandakan bahwa Arctic Monkeys menjaga kualitas mereka sebagai band baru di inggris.
Meskipun sangat ngerock namun ada beberapa tracks yang bernuansa "melo" yang memiliki kedalaman emosi berkat gaya penulisan Alex Turmer.
Teddy Picker
Fluorescent Adolescent
3. Album : Humbug (2008)
Arctic Monkeys mengubah gaya bermusiknya, bisa dibilang ini adalah album eksperimen yang tidak gagal, mengingat para kritikus mengulas album ini dengan nilai yang cukup baik.
Produser yang baru serta lokasi rekaman yang dikerjakan penuh di amerika membuat gaya Arctic Monkeys berubah. Mayoritas kritikus memuji kontribusi sang produser yakni Josh Homme yang merupakan personil band legendaris Queens of the Stone Age ,
Tidak seperti sebelumnya, mereka menggunakan banyak variasi instrumen musik, membuat beberapa lagunya terdengar lebih "dalam". Dalam album ini kamu lebih bisa menikmati lirik serta melodi yang indah dan terkesan lebih "gelap" dikarenakan nuansa lagu yang lebih slow, namun tidak meninggalkan kesan alternative rocknya.
Crying Lightning
Cornerstone
4. Album : Suck It and See (2011)
Musikalitas Arctic Monkeys menjadi lebih dewasa. Sang drummer Matt Helder menjanjikan untuk mengeluarkan album berisi lagu-lagu yang terdengar lebih "instant" "menghentak" dan "vintage" jika dibandingkan dengan album sebelumnya. Tidak terdengar berlebihan karena album yang direkam di studio ternama di Los Angeles, yaitu Sound City ini cukup meledak di pasaran.
Di minggu pertama perilisan, album yang diproduseri oleh James Ford ini menggeser "Born This Way" milik Lady Gaga dari peringkat atas chart album di Britania Raya. Dan mendapatkan penghargaan Best album of 2011 dari majalah Mojo yang merupakan pop magazine dari Inggris.
Album ini terdengar lebih simple, ngerock apa adanya tanpa balutan banyak efek seperti album sebelumnya, beberapa lagunya terkesan seperti lagu rock yang vintage.
Don't Sit Down 'Cause I've Moved Your Chair
Brick by Brick
Suck It and See
5. Album : AM (2013)
Merupakan Album ultimate dari Arctic Monkeys yang paling sukses di Amerika dibandingkan album mereka yang lain. Jika sebelumnya mereka "hanya" meledak di Inggris saja, maka dengan album ini Arctic Monkeys menggebrak industri musik Amerika dengan lagu hits nya Do I Wanna Know? yang untuk pertama kalinya masuk dalam billboard hot 100, bahkan lagu2 mereka sebelumnya belum pernah sesukses ini. Do I wanna Know? juga masuk nominasi Grammy Awards dalam kategori Rock Song of the year, meskipun pada akhirya gagal mendapatkan tempat pertama.
Lagi-lagi Josh Homme berperan penting dalam album ini, kontribusinya pada album ini sangat diapresiasi oleh para personel Arctic monkeys. Album ini terisnspirasi dari berbagai genre musik antara lain : psychedelic rock, blues rock, hard rock, heavy metal, desert rock, R&B, soul, and hip hop.
Kebanyakan dari lagunya sangat asik untuk didengar dan membuat kamu ingin goyang atau paling tidak mengangguk-anggukkan kepala tanpa sadar.
Do I Wanna Know?
R U Mine?
Why'd You Only Call Me When You're High?
Snap Out of It
Daftar di atas tentunya sangat subjektif, karena masih banyak lagu-lagu dari Arctic Monkeys yang tidak kalah keren dari daftar di atas. Terimakasih telah membaca. See you next post!
Komentar
Posting Komentar